Ada sebuah kisah. . . .
Suatu hari ada seorang peneliti dari Inggris menjelajahi hutan di salah satu pelosok Indonesia untuk mencari obat kanker. Disana dia di temani oleh seorang guide yang asli orang disekitar hutan. Setelah semua persiapan peralatan, konsumsi dan hal-hal yang diperlukan dalam perjalanan telah siap, berangkatlah mereka berdua memasuki belantara hutan.
Suatu hari ada seorang peneliti dari Inggris menjelajahi hutan di salah satu pelosok Indonesia untuk mencari obat kanker. Disana dia di temani oleh seorang guide yang asli orang disekitar hutan. Setelah semua persiapan peralatan, konsumsi dan hal-hal yang diperlukan dalam perjalanan telah siap, berangkatlah mereka berdua memasuki belantara hutan.
Setelah berhari-hari menjelajahi rimba tersebut, tiba-tiba bule tersebut melihat sejenis tanaman yang tak pernah ia liat. Penasaran, dia pun menyentuhnya,, tapiiiiii.......aarrrrggghh, tanaman tersebut menggigit.
Tanpa
diduga, ternyata itu bukanlah tanaman melainkan hewan yang bentuknya
menyerupai
tanaman. Tanaman eh hewan tersebut menggigit dengan kuatnya jari jemari
bule tersebut. Apa daya, karena tajamnya gigi hewan tersebut, jari
kelingking bule itu sampai putus.....
Sang
pembantu (untuk lebih mudahnya kita panggil Udin) memeriksa keadaan
sang
majikan. Si Udin pun dengan sigap membalut luka peneliti itu. Setelah
beres, si Udin dengan polosnya berkata : "untung cuma 1 jari ya Tuan,
ternyata Tuhan masih
sayang sama Tuan"
Si Bule pun terkejut, hilang jari kok untung.
Si Bule pun terkejut, hilang jari kok untung.
Ya pantas saja sih si bule itu marah, dia tidak mengerti akan budaya Indonesia.
Kata
orang Indonesia untung cuma 1 jari, masih ada tangan. Klo tangan hilang untung
masih ada kaki. Klo kaki hilang untung masih hidup. Klo pun mati masih juga
untung, untung matinya cepat.
Orang bule klo ngealamin kayak gini jelas merasa sial. . .
Orang bule klo ngealamin kayak gini jelas merasa sial. . .
Si bule marah & diapun mengusir Udin. Kasian Udin yang saking polosnya tak tau salahnya
apa.
Setelah mengusir Udin, si bule Inggris itu pun melanjutkan perjalanannya seorang sendiri. Beberapa lama
kemudian ketika di tengah hutan, tanpa sengaja Bule itu berpapasan dengan suku
primitif, Bule itu di tangkap, di jadikan sebagai korban persembahan dewa.
Si
Bule berontak tp apa daya, dia hanya bisa berpasrah. . .
Di tengah upacara tiba-tiba sang dukun yang memimpin upacara persembahan itu melihat tangan si Bule telah hilang 1 jarinya. Karena tidak lagi sempurna tubuh si Bule itu maka di lepaskanlah & tidak jadi di jadikan korban persembahan.
Bule itu selamat & akhirnya tersadar bahwa benar kata-kata Udin, dia beruntung. Coba saja kejadian putusnya jari dia ga terjadi, pasti sudah koit dia dijadikan korban persembahan. Merasa bersalah dia pun pulang mencari Udin.
Di pemukiman Bule itu langsung menemui Udin. Nyari Udin mah gampang, ga jauh-jauh, paling dia lagi nongkrong di warung sambil minum kopi :D
Setelah bertemu Udin, si Bule itu pun menceritakan apa yang telah dia alami
& minta maaf atas sikapnya ke Udin.
Tapi apa kata Udin : "Tuan tidak harus minta maaf, seharusnya saya
yang berterima kasih"
Bule itu bingung : "lho kenapa??"
Bule itu bingung : "lho kenapa??"
Udin pun menjawab : "seandainya tuan tidak mengusir saya pasti saya mengikuti Tuan & bertemu suku itu & niscaya sayalah yang jadi korban. Saya beruntung karena sudah diusir Tuan"
Bule itu pun cuma melongo. . .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sahabat...
Mungkin
sahabat sudah pernah mendengar kisah ini tapi dengan detail cerita yang
berbeda. Akupun menemukan kisah ini ketika tanpa sengaja membaca
secara random buku-buku di toko buku. Aku telah lupa judulnya
karena yang kuingat telah bertahun-tahun sejak pertama kali membaca buku
tersebut.
Walau telah lupa judul buku yang memuat kisah ini, akan tetapi kisah ini tetap teringat karena pelajaran dalam kisah ini sangat baik. Kisah ini mengajarkan kepada kita akan persepsi tentang kejadian-kejadian yang kita alami dan sikap seharusnya yang kita lakukan untuk menanggapi kejadian tersebut.
Si Udin selalu ber-husnudzon. Dia selalu berprasangka baik walaupun mungkin nasib buruk sedang dia alami. Berbeda dengan si Udin, Bule yang konon katanya dari Inggris itu, dia selalu ber-suudzon. Walau mungkin klo kita yang mengalami kejadian kayak si bule pasti sumpah serapah terlontar dari mulut, lah siapa juga yang senang klo jari kita putus? Tapi seandainya diminta memilih antara putus jari sama jadi korban sesembahan, sahabat bakal milih apa? Hoho pasti milih putus jari kan?
Ini pula yang ingin disampaikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :
"...........Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal ia baik bagimu, dan boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia tidak baik bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui"
(Surah Al-Baqarah ayat 216)
Kita tidak tau
persis apa rencana Allah untuk kita. Apa yang kita nilai sebuah kesialan
bagi kita bisa jadi merupakan awal dari keberuntungan bagi kita
kedepannya. Kita tak pernah tahu Sahabat, kita tak pernah tahu. Tapi
bila kita percaya Allah SWT telah menyiapkan skenario dengan happy ending,
maka kita tak perlu risau atau galau, percayalah dan selalu
berprasangka baik walau kejadian yang kita alami terasa sangat sial bagi
kita.
Wassalam
0 comments:
Post a Comment