Sunday, August 13, 2017

Review Film - Spiderman : Homecoming (2017)


Spoiler Alert!!!

Sebagai anak yang lahir di era 90'an, aku merasa benar-benar beruntung. Lahir dengan masa muda yang belum mengenal gadget, berbagai film kartun di setiap hari minggu, dan keseruan lainnya yang tidak didapatkan oleh mereka yang lahir di era 2000'an. Anak-anak 90'an memang unik, mereka lahir dimana surat-suratan masih ada dan tumbuh dewasa ketika email sudah tercipta atau melewati fase dimana kita bersedih ketika Taichi bersama Agumun berpisah dan kemudian excited ketika bertemu kembali di tahun 2016

Lahir di 90'an itu seru dan. hal seru yang didapatkan oleh anak 90'an lainnya adalah : mereka melewati 3 masa film Spiderman.

Spiderman-nya Tobey Maguire, Spiderman-nya Andrew Garfield dan Spiderman-nya Tom Holland.


Amazing.
Tiga aktor ini memberikan warna tersendiri kepada tokoh Peter Parker dan si friendly-neighborhood-superhero Spiderman. Masing-masing era punya kelebihannya, dan juga kelemahan pastinya. Siapa yang terbaik tentu tergantung siapa yang menilai. Tapi bagi penggemar kedua series Spiderman sebelumnya? Tentu mereka akan menyukai film Spiderman : Homecoming :D

---------------------------------------

Banyak hal menarik dari film terbaru Spiderman ini, yang pertama tentu saja pemilihan judul. Homecoming yang berarti reuni atau kepulangan, semacam ingin menunjukkan ucapan selamat kepada superhero paling terkenal didunia atas kembalinya ia ke jagat Marvel Cinematic Universe (MCU). Seperti yang kita ketahui sebelumnya, Sony adalah pemegang lisensi kepemilikan Spiderman, sehingga tak heran dalam film Avenger (yang dipegang Marvel Studio), kita takkan melihat kehadirannya. Tetapi sejak 2015, Sony akhirnya setuju untuk mengembalikan Spiderman ke pihak Marvel Studio dan resmilah Spiderman masuk ke dalam jagat Marvel sejak kemunculannya di film Captain America : Civil War. Jadi inilah makna "kepulangan" yang tersirat dari pemilihan judul Homecoming.

Film ini mengambil setting waktu setelah kejadian di film Civil War yang juga melibatkan Spiderman. Secara bersamaan, Peter Parker saat itu masih berusia 15 tahun dan harus menjalani kehidupan sebagai siswa SMA.

Kehidupan SMA-nya pun masih menggunakan formula klise film-film Spiderman sebelumnya. Peter Parker yang dianggap cupu, ada pembully bernama Flash Thompson, kehidupan ganda sebagai superhero-anak sekolah dan gadis cantik yang menjadi tambatan hatinya

Tapi setiap film memberikan rincian yang berbeda bagi setiap aktornya, sebagai contoh : Peter Parker-nya Tobey terlihat cupu dan culun, Andrew Garfield memberikan warna klo Peter itu pemalu, dan Tim Holland terlihat kesan bahwa Peter Parker itu seorang yang introvert. Berbeda tapi masih senada. Sama halnya dengan gadis cantik yang menjadi incaran Peter, ada Mary Jane, Gwen Stacy dan ada Liz Allan. Tiga gadis berbeda tapi tetap merupakan gadis tercantik disekolahnya.

Anehnya, hal tersebut tidak berlaku untuk tokoh Flash.


Ini bukan tentang Flash yang harusnya berkulit putih, tapi ini tentang penggambaran tokoh yang kedapatan peran sebagai tokoh pem-bully yang ada disekolah. Peran itu terlihat sangat baik di film Spiderman sebelumnya dan tidak terlihat pada film Homecoming. Flash yang terbaru ini tidak mempunyai bentuk tubuh yang sesuai untuk melakukan bullying secara fisik, dia juga ternyata kalah pintar, wajah tentu saja kalah jauh dari tokoh utamanya. Bahkan aku merasa Peter Parker tanpa kekuatan supernya pun bisa melakukan balasan bullying kepada tokoh Flash yang ini.

Aku tak begitu mengerti alasan berubahnya tokoh Flash. Jujur, tokoh pembully dengan fisik besar dan merasa paling kuat yang kemudian bisa dikalahkan oleh si cupu Peter Parker, masih meninggalkan kesan yang lebih mendalam dibandingkan dengan tokoh Flash yang baru ini.

Ada beberapa hal lahgi yang menurutku adalah suatu kesalahan. Salah satu kesalahan yang ada adalah masalah trailer. Yups, trailer yang sejatinya untuk promosi film malah terlalu banyak membocorkan alur cerita. Belum lagi di youtube berhamburan potongan-potongan scene film yang membuat aku berusaha sekuat jiwa agar tidak mengkliknya :D

Untunglah kehadiran Iron Man yang sempat dikuatirkan akan mencuri film ini tidak terjadi. Iron Man hadir sebagai mentor dengan kapasitasnya yang sesuai.

 (Anehnya adegan di trailer ini malah ga ada di filmya)

Salah satu hal lainnya yang menurutku kurang pas (atau malah kelebihan) adalah kehadiran Marissa Tomei sebagai Aunt May. Well well well, entahlah tapi sosok Aunt May yang keibuan dengan dengan sosok Aunt May yang seksi membuat kita yang menontonnya sedikit mengganjal :D


Scene favorit tentu saja adegan penyelamatan Liz Allan di elevator. Di adegan tersebut tentu kita sebagai remaja era 90'an akan teringat adegan fenomenal Spiderman dan MJ yang berciuman dan sekaligus akan teringat kembali adegan gagalnya Spiderman menyelamatkan Gwen di film Amazing Spiderman 2.


Adegan fight-nya tak terlalu wah, cenderung membosankan malah. Homecoming masih belum bisa mengalahkan adegan pertarungan antara Spiderman melawan Dr. Octopus di film Spiderman 2 (2004). Sangat intens.


Ada kekecewaan, maka ada pula yang membuat kita terkagum-kagum. Siapa lagi kalau bukan sang villain, Vulture.


Harus diakui, MCU itu lemah pada penggambaran tokoh antagonisnya. Banyak tokoh antagonis dalam film-film MCU yang tidak berbekas dihati. Sebut saja Ultron, Kaecillus, atau The Mandarin. Semuanya hanya lewat begitu saja, tak fenomenal, tak membekas dihati. Tapi Michael Keaton bisa membawakan sosok Vulture yang cerdas dengan sangat baik. Scene antara perbincangan antara Peter Parker dan Vulture di mobil memberikan nuansa intimidasi yang sangat terasa. Bisa dibayangkan bagaimana tertekannya Peter dalam scene tersebut.
 
Kesimpulannya adalah film ini menghibur. Walaupun rating 92% yang diberikan Rotten Tomatoes dirasa terlalu tinggi untuk kualitasnya sendiri, akan tetapi Spiderman : Homecoming tetap bisa disebut berhasil.

Sekian.

-------------------------------------------

Baca Juga :

Review Film - Wonder Woman (2017)

0 comments:

Post a Comment