Wednesday, June 24, 2015

Bercanda Jangan Sampai Kebablasan!!


Yang namanya bercanda sudah tentu menjadi hal yang lumrah bahkan sudah menjadi fitrah dalam diri manusia. Manusia butuh hiburan, butuh ketawa. Klo ngga, stress merajalela, urat-urat syaraf menegang dan muka pun terlihat menua. Bercanda juga bisa membuat tali keakraban antara sahabat menjadi makin erat. Tapi bercanda juga ada batasannya guys, ngga bisa semena-mena. Karena mungkin sesuatu yang menurut kita lucu bisa jadi merupakan hal yang menyakitkan bagi orang lain. Bisa-bisa ada hati yang tersakiti gara-gara goyunan kita.

Seringkali kita lihat canda menjadi kebablasan. Entah bahan candaan yang sebenarnya tidak lucu sama sekali tapi dipaksakan lucu, menertawakan kekurangan orang lain, slapstick, atau komedi yang mengutamakan kebohongan sebagai senjata memancing tawa orang. Dan parahnya hal tersebut lebih sering kita lihat di televisi yang bisa saja ditonton anak-anak, ditiru mereka dan akhirnya menjadi hal biasa bagi mereka.

Label just for fun pun dijadikan pembelaan bagi mereka yang terbiasa bercanda dengan kasar. Kebebasan berekspresi pun dijadikan asas agar apapun bisa dijadikan bahan lelucon. Tentu hal ini ga bisa disepelekan, bisa-bisa kebablasan menyakiti perasaan orang. Walau punya niat baik agar orang lain tersenyum, tapi bila tidak dibarengi dengan cara yang baik maka yang timbul adalah kemudhoratan.

Islam sebagai dien pun yang mengatur manusia dari bangun tidur sampai mereka tidur lagi sebenarnya telah mempunyai aturan sendiri bagaimana adab dalam bercanda dan itu telah dicontohkan oleh junjungan kita Rasulullah SAW. Sebagai manusia biasa beliau juga bercanda. Beliau sering mengajak istri ataupun para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati ataupun membuat mereka gembira. Namun tentu saja canda beliau tidak berlebih-lebihan tetapi tetap dalam batasan.

Ketika seorang sahabat bertanya apakah beliau pernah bercanda maka Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya saya bercanda dan saya tidaklah mengatakan selain kebenaran.” (HR. ath-Thabarani ra)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memberikan beberapa nasihat kepada Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, di antara nasihat tersebut adalah perkataan beliau :


 وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ, فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ.

Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.” (HR. At-Tirmizi)


Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah tertawa? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tertawa. Tapi beliau tidak pernah tertawa secara berlebihan sebagai perkataan Aisyah ra

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” (HR. Al-Bukhari)
 
Banyak hadits yang menunjukkan Rasulullah bercanda. Di antaranya :

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلمفَقَالَ: ( يَا رَسُوْلَ اللَّهِ احْمِلْنِى.) قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم-: (( إِنَّا حَامِلُوكَ عَلَى وَلَد نَاقَةٍ )). قَالَ: (وَمَا أَصْنَعُ بِوَلَدِ النَّاقَةِ؟) فَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم-: (( وَهَلْ تَلِدُ الإِبِلَ إِلاَّ النُّوقُ.)


Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwasanya seseorang mendatangi Nabi SAW. Dia pun berkata, “Ya Rasulullah! Angkatlah saya (ke atas unta)!” 
Nabi SAW pun mengatakan, “Sesungguhnya kami akan mengangkatmu ke atas anak unta.”
Lelaki itu pun berkata, “Apa yang saya lakukan dengan seekor anak unta?” 
Nabi SAW bersabda, “Bukankan unta-unta betina melahirkan unta-unta?” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi)


Orang tersebut memahami perkataan beliau ketika menyebut anak unta sebagaimana bentuk anak binatang yang kecil dan lemah. Akan tetapi yang tidak dipahami dia, bukankah semua unta yang ada adalah anak-anak dari ibu unta? Entah unta itu sudah besar dan berumur dewasa, unta tetaplah anak dari ibunya :D

Selain itu ada pula dalam hadits berikut ini :


عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: أَتَتْ عَجُوزٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: (يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُدْخِلَنِي الْجَنَّةَ) فَقَالَ: ((يَا أُمَّ فُلاَنٍ، إِنَّ الْجَنَّةَ لاَ تَدْخُلُهَا عَجُوزٌ.)) قَالَ: فَوَلَّتْ تَبْكِي فَقَالَ: (( أَخْبِرُوهَا أَنَّهَا لاَ تَدْخُلُهَا وَهِيَ عَجُوزٌ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ : { إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً 0فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا 0عُرُبًا أَتْرَابًا } )).

Diriwayatkan dari Al-Hasan Ra, dia berkata, Seorang nenek tua mendatangi Nabi SAW. Nenek itu pun berkata, "Ya Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke dalam surga!’ 
Beliau pun mengatakan, "Wahai Ibu si fulan! Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua." 
Nenek tua itu pun pergi sambil menangis. 
Beliau pun mengatakan, "Kabarkanlah kepadanya bahwasanya wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua. Sesungguhnya Allah ta’ala mengatakan: Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al-Waqi’ah)

Adapun batas-batas canda yang diperbolehkan bisa dilihat dalam hadits berikut :
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik bercanda maupun serius.” (HR. Abu Daud)

Beliau juga pernah bersabda :
Dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Kecelakaanlah bagi orang-orang yang berdusta untuk membuat tertawa suatu kaum. Kecelakaanlah baginya kemudian kecelakaanlah baginya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Jadi dapat kita simpulkan, bahwa kita boleh bercanda tapi tentu dengan cara baik, jujur, memberikan pelajaran dan masih dalam batasan yang dibolehkan.

Demikianlah harusnya akhlak sebagai Muslim, semoga bermanfaat dan semoga kita bisa memposisikan diri dengan lebih baik lagi kedepannya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber : 1 2 3 4 5



0 comments:

Post a Comment