Tuesday, June 30, 2015

Rebirth of Eagle - Sebuah Pembelajaran dari Sang Penguasa Angkasa


Berbagai hewan mitologi dibanyak negara mengambil figure elang, seperti phoenix, garuda, griffin, gwaihir dan lain sebagainya. Memang tak mengherankan bila sosok elang banyak menginspirasikan berbagai bentuk hewan-hewan mitologi. Postur elang yang gagah, otot dada yang menyeruak serta sorot mata yang tajam mengintai mangsanya akan sangat pas dalam menggambarkan sosok majestik dari dunia mitos. Ketenangannya dalam mengudara sambil mencari target buruan semakin memperkuat anggapan itu. Maka tak salah kiranya, dalam dunia perhewanan, kita sebut elang lah penguasa angkasa ini.


Beberapa Contoh Hewan Mitologi Mirip Elang

Elang, dibalik sosoknya yang perkasa, terdapat kisah inspiratif tentang arti sebuah pengorbanan dalam kehidupannya.

Sahabat...
Elang merupakan salah satu unggas yang mempunyai masa hidup paling panjang. Menurut penelitian, seekor elang dapat menjalani hidupnya hingga ia berumur 70 tahun!!!
Lebih lama dari kebanyakan umur manusia.
Tapi tentu saja untuk mencapai umur itu tidak mudah, tidak sama sekali gampang. Ada syarat berat yang harus dilalui terlebih dahulu.

Seekor elang ketika telah mencapai umur 40 tahun, ia akan dihadapkan dengan 2 pilihan yang amat sangat sulit :
Menunggu kematian atau mentransformasikan dirinya sehingga bisa memperpanjang masa hidupnya.

Hal tersebut terjadi karena saat mencapai umur 40 tahun, sang elang akan menemui berbagai masalah yang terjadi secara alamiah dalam hidupnya. Masalah tersebut berupa paruhnya yang memanjang hingga dapat menyentuh dadanya, cakarnya yang menua sehingga menyulitkannya dalam mencengkram, dan bulu sayapnya yang semakin menebal sehingga menyulitkannya dalam terbang tinggi. Masalah-masalahnya inilah yang apabila dibiarkan akan mengancam kehidupan elang karena menghambat dan membuatnya tak gesit lagi dalam berburu mangsa.


Penampakan Elang Berumur Tua

Nah untuk mengatasi kondisi di atas maka elang harus bertransformasi, mengubah secara drastis dirinya sendiri dan proses perubahan ini adalah proses yang sangat menyakitkan.

Pertama, elang harus terbang ke puncak gunung, membuat sarang ditepi jurang dan akan hidup disana selama proses transformasi.

Kedua, sang elang harus terbang tinggi setinggi gunung kemudian dengan kecepatan tinggi dan kemudian menukik cepat untuk membenturkan paruhnya ke bebatuan hingga patah.

Ketiga, dia harus mencabut cakarnya secara paksa satu persatu.

Keempat, bulu-bulunya yang tumbuh lebat pun harus dia cabut satu persatu.

Dan dalam proses ini, sang elang harus menahan rasa sakit dalam waktu beberapa bulan.


Beginilah Rupa Sang Elang Setelah Melewati Beberapa Proses yang Sulit

Setelah menjalani masa-masa sulit sekitar 150 hari, paruhnya yang patah telah tumbuh kembali, bulunya lebat dan menebal serta cakar-cakarnya kembali tumbuh.

Seperti ketika masih berumur muda, sang elang kembali gesit, kembali gagah, kembali menjadi predator yang berbahaya dan kembali lagi menjadi penguasa udara.
Sang elang telah terlahir kembali dan dapat menjalani hidupnya hingga 30 tahun kedepan. 


Perubahan itu sulit, selalu sulit
Kadang kita enggan melakukannya
Terlalu nyaman dengan comfort zone kita
Sehingga tak kita sadari, kita telah "mematikan" potensi diri
Mari berkaca kepada sang predator angkasa
Bila tak berubah maka dia mati
Bila berubah maka dia hidup
Itu merupakan pengorbanan yang sulit
Tapi dia mengerti ada harga ada pengorbanan
Dan setiap pengorbanan akan selalu bernilai

Demikian, semoga bermanfaat

Wassalam

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Diolah dari berbagai sumber

0 comments:

Post a Comment